Konsep-konsep Geografi Pariwisata Nasional Destinasi Wisata Raja Ampat
(solo.tribunnews.com)
A. Konsep
Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan
pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya
pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan, dan daerah pemukiman.
1.
Kawasan
Industri
Pemerintah
Kabupaten Raja Ampat bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
menyusun rencana induk (masterplan) kawasan industri untuk mendukung sektor
wisata kabupaten Kepulauan di Papua Barat tersebut, tepatnya di Pulau Misool.
Kepala
BPPT mengatakan industri akan mengembangkan potensi sumber daya setempat di
bidang perikanan, serta perkebunan kelapa dan sagu untuk meningkatkan nilai
tambah dan daya saing daerah serta mendukung perekonomian wisata.
Dengan
teknologi, Raja Ampat diharapkan dapat sejajar bahkan lebih maju dibanding
dengan daerah lainnya di Indonesia. Sebab, jika dilihat dari potensi alam
wisatanya, Raja Ampat merupakan yang terbaik di Indonesia.
Rencananya
kawasan ini akan mengelola industri berbasis masyarakat dari hulu ke hilir, sehingga
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kepala
Bappeda mengatakan, selama ini masyarakat Kepulauan Raja Ampat mengelola sumber
daya alamnya secara tradisional, sehingga hasilnya tidak optimal. Nantinya,
rencana ini akan ditindaklanjuti dengan pengkajian kesiapan infrastruktur dan
finansialnya, kemudian disusul penyusunan detil rekayasa desain kawasan
industrinya, termasuk kajian kelembagaannya.
Penduduk
selama ini menanam sagu, kelapa dan mencari ikan. Pemerintah setempat ingin
ekonomi masyarakat meningkat dengan mengelolanya secara maksimal, misalnya sagu
dijadikan tepung dan turunannya, kelapa jadi minyak.
Ikatan Pengusaha Asli Raja Ampat (IPAR) mendorong agar Kabupaten Raja
Ampat, Provinsi Papua Barat dijadikan Kawasan Industri Potensi Perikanan
(KIPP). Mengingat, secara geografis 80% wilayah Raja Ampat menjanjikan untuk peningkatan
Ekonomi Masyarakat Lokal (EML) dibidang industri.
Raja Ampat sebagai pintu masuk dan modal utama penggerak perekonomian
masyarakat lokal dan juga menjadi objek dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
IPAR meminta perhatian khusus dari Pemda Raja Ampat, Pemprov Papua
Barat, dan Pemerintah Pusat untuk memikirkan percepatan pembangunan dibidang
perekonomian daerah.
Hal ini demi menjaga kestabilan dan memberikan peningkatan ekonomi
rakyat. Potensi Perikanan Raja Ampat sangat menjanjikan. Namun belum mendapat
perhatian khusus sesuai dengan amanat undang - undang otonomi khusus.
Ketika hal ini dilakukan maka tanpa sadar Kabupaten Raja Ampat akan
menjadi daerah pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi Papua Barat.
Selain sektor perikanan dan sektor pariwisata pun belum mendapat
sentuhan atau diserap pengelolaannya dalam bentuk Investasi. Sehingga daerah
yang kaya akan objek vital perekonomian, hanya bisa dinikmati tetapi tidak dimanfaatkan.
Potensi pariwisata dan perikanan merupakan arus deras yang dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat asli Raja Ampat. Dan negara juga akan
dibantu dalam persaingan global atau
perekonomian international.
Di Kampung Solol ada sebuah
perusahaan yang beroperasi, yaitu perusahaan yang bergerak di usaha penyuplai
mutiara. Ada ratusan pelampung pemeliharaan siput yang ditebar di teluk
perairan Kampung Solol. Kabarnya perusahaan ini sudah mengontrak lokasi itu
dengan durasi satu tahun bersama pemerintah kampung setempat. Beberapa pemuda
Kampung Solol juga dilibatkan sebagai karyawan dalam budidaya siput itu. Dulu
perusahaan ini dikelola oleh orang Jepang, tapi sekarang dikelola sendiri oleh
orang Indonesia.
2. Pusat
Perdagangan
Gerak niaga di Pulau Misool, merupakan aktivitas
perdagangan yang menghubungkan zona-zona kekuatan ekonomi antara wilayah
Kepulauan Maluku dan Papua. Pulau Misool merupakan daerah lintasan perdagangan
dari kerajaan terutama Ternate dan Tidore.
3. Daerah Pemukiman
Lima Kampung di Kabupaten Raja Ampat yang menjadi tujuan tim assessment Bentara Papua adalah Kampung
Solol, Kampung Waibon dan Kampung Kalyam di Distrik Salawati Barat, serta dua
kampung di Distrik Batanta Selatan, yakni Kampung Waiman dan Kampung Wailebet.
Dimulai dari Kampung Solol,
yang merupakan salah satu kampung tua di Pulau Salawati. Ada 110 kepala
keluarga dengan 250 jiwa yang menghuni kampung ini.
Pola pemukiman Kampung Solol
terlihat rapi dengan dominasi pohon pinang yang menghiasi seluruh pekarangan
warga. Sehingga tak heran jika buah pinang menjadi salah satu buah favorit yang
dikonsumsi warga, baik tua maupun anak muda.
Selain pinang, Kampung Solol
juga dikenal sebagai kampung penghasil durian dan langsat. Biasanya bulan
Desember- Januari masyarakat setempat memanen buah durian dan langsat. Pasar
Sorong menjadi tujuan pemasaran masyarakat setempat. Tidak hanya durian dan
langsat, ada pula biji kakao, buah kelapa, pisang, kayu olahan dan hasil laut
yang disuplay dari Kampung Solol ke Sorong.
Kampung ini juga memiliki
tanaman kopi. Tapi sayangnya, selama ini masyarakat setempat mengganggapnya
sebagai tanaman hias. Dan diambil batang, daun dan bijinya hanya saat menggelar
perayaan natal, tahun baru atau perayaan pesta lainnya.
Mendengar kabar tersebut itu, tim kemudian berkunjung ke kebun warga yang memiliki tanaman kopi. Tim assessment mendapati satu tegakan kopi yang sudah tinggi, berdaun lebat dan sarat akan buah kopi yang sudah berwarna merah maupun yang masih hijau. Selanjutnya tim Bentara Papua memberi pemahaman tentang tanaman kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Mendengar kabar tersebut itu, tim kemudian berkunjung ke kebun warga yang memiliki tanaman kopi. Tim assessment mendapati satu tegakan kopi yang sudah tinggi, berdaun lebat dan sarat akan buah kopi yang sudah berwarna merah maupun yang masih hijau. Selanjutnya tim Bentara Papua memberi pemahaman tentang tanaman kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
B. Konsep Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi
terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
1.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak
atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis).
Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena
berpedoman pada garis astronomis bumi. Pebedaan garis astronomis menyebabkan
perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Raja Ampat terletak pada
posisi 20 25’ Lintang Utara - 40 25’ Lintang Selatan dan 1300 - 132055’ Bujur
Timur.
2.
Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak
atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat
berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Kepulauan Raja Ampat
memiliki peranan penting sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan
wilayah luar negeri. Pulau Fani yang terletak di ujung paling utara dari
rangkaian Kepulauan Raja Ampat, berbatasan langsung dengan Republik Palau.
Secara administratif batas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut:
Secara administratif batas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut:
·
Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Seram Utara, Provinsi Maluku.
·
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera
Tengah, Provinsi Maluku Utara.
·
Sebelah timur berbatasan dengan Kota Sorong dan
Kabupaten Sorong, Provinsi Irian Jaya Barat.
·
Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Republik
Federal Palau.
C.
Konsep
Jarak
Jarak adalah ruang atau sela
yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui
hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu
jarak mutlak dan jarak relatif.
1. Jarak Mutlak
Jarak mutlak adalah ruang atau sela
antara dua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui ukuran panjang dalam
satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap
dan tidak dapat berubah-ubah.
Jarak dari Jakarta menuju Kabupaten Raja
Ampat sekitar 2.724 km.
2. Jarak Relatif
Jarak relatif adalah ruang atau sela
antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Lama perjalanan dari Jakarta menuju Raja
Ampat sekitar 8 jam dengan satu kali transit.
D.
Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan adalah jarak
yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain.
Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada
sarana dan prasarana penunjang.
1.
Dulu untuk pergi ke Raja Ampat pengunjung harus transit di Makassar
terlebih dahulu sebelum sampai ke Sorong lalu ke Raja Ampat, Sekarang
pengunjung tidak harus transit di Makassar atau bisa langsung ke Sorong lalu
Raja Ampat.
2.
Dulu Raja Ampat tidak memiliki fasilitas pengolahan air bersih, namun
sekarang Raja Ampat sudah memasang instalasi pengolahan air di Pulau Waigeo.
3.
Dulu masyarakat Raja Ampat menggunakan fasilitas aliran listrik dari
genset pribadi, saat ini PLN sudah ada di Raja Ampat.
4.
Beberapa tahun lau pilihan hotel yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat
tidak terlalu banyak, namun sekarang sudah mulai banyak ditemukan Hotel ataupun
Resort di Raja Ampat.
5.
Pada tahun 2017 ke belakang pelayanan kesehatan Raja Ampat masih sangat
minim, namun pada tahun 2019 ini Pemprov Papua Barat memberikan pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
E.
Konsep Interaksi/Interpendensi
Interaksi/Interpendensi
adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah
dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. Raja Ampat merupakan daerah distributor Ikan terbesar di wilayah Papua
Barat, Nusantara bahkan ke luar Negeri. Potensi ikan Raja Ampat selama ini,
kurang mendapat perhatian dan pemanfaatan oleh pemerintah daerah dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat.
Potensi ada tetapi Pemda tidak bisa manfaatkan secara baik. Selama ini
tidak ada perhatian dari Pemda yakni Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat.
Sumber : merdeka.com, kumparan.com, infopublik.id, docplayer.info, vaniarindameydita92.blogspot.com, tripadvisor.co.id, annramadhani.wordpress.com, indonesiakaya.com, dan blogunik.com.
F.
Konsep Distribusi/Diferensiasi
Keruangan
1. Distribusi
Distribusi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena fisik
dan manusia diatas bumi. Di Raja Ampat pengunjung dapat melihat “Hantu Laut”
yaitu tepatnya dibagian timur Waigeo, didepan desa Urbinasopen dan Yesner. Ada
fenomena alam yang unik dan menarik dan hanya dapat dilihat setiap akhir tahun
yaitu sebuah sinar yang berasal dari laut mengitari permukaannya berlangsung
sekitar 10-18 menit. Penduduk setempat menyebut fenomena ini sebagai “Hantu
Laut”. Fenomena ini lebih dari sekedar pemandangan sunset yang indah dan dapat
disaksikan dari atas perahu.
Hal menarik lainnya yang
dijumpai di Raja Ampat yaitu di kampung solol terkait peraturan sasi.
Pemerintah Kampung, Gereja dan dewan adat setempat membuat kesepakatan bersama
yang dituangkan dalam suatu pengumuman yang ditempelkan di pintu masuk kampung
dan di beberapa lokasi perairan. Pengumuman itu isinya mengutuk setiap orang
yang melakukan aktifitas pengeboman ikan dan bahan-bahan lainnya
yang merusak ekosistem perairan setempat.
2. Diferensiasi Keruangan
Diferensiasi Keruangan
merupakan konsep geografi yang membandingkan antara dua wilayah guna
menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena
pada tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.
Jika Hutan Amazon merupakan Hutan yang memiliki
spesies binatang darat terbanyak, maka perairan Raja Ampat adalah “Hutan
Amazon” di bawah laut. Di sini, penyelam bisa menjumpai Papuan
Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark, kuda laut
jenis pigmy yang sebesar ruas kelingking hingga ikan besar dengan bentang sayap
mencapai lima meter, serta rombongan Ikan Barakuda. Raja Ampat ibarat
perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di
dunia.
Dalam sebuah penelitian bersama yang
dilakukan pada tahun 2001-2002 oleh Conservation International dan The Nature
Conservancy, Lembaga Oseanografi Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) tercatat bahwa di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis
karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.300 jenis ikan, dan
700 jenis hewan lunak. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja
Ampat. Tak satupun tempat di dunia dengan luas area yang sama memiliki jumlah
spesies karang sebanyak ini.
G.
Konsep
Keterpaduan atau Sintesis
Kestabilan lereng merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam menerapkan penambangan yang aman
dan produktif serta berwawasan lingkungan, penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan kemiringan lereng yang aman diterapkan pada Pit GN-10 Pulau Gag.
Studi kestabilan lereng ini menggunakan program komputer Slope/W dengan
memasukkan data geometri lereng dan parameter yang telah didapatkan dari hasil
pengeboran geoteknik dan pengujian
laboratorium mekanika tanah. Program ini menghitung nilai faktor keamanan pada
setiap kemiringan lereng yang telah disimulasikan, yakni 40, 45, 50, 55 dan 60.
Hasil perhitungan menunjukkan kemiringan lereng menghasilkan Nilai faktor
keamanan di atas 1,2, sedangkan kemiringan lereng menghasilkan nilai faktor
keamanan di bawah 1,2. Nilai faktor keamanan pada setiap kemiringan lereng yang
telah disimulasikan, kemudian dilakukan perbandingan dengan nilai standar
minimum faktor keamanan lereng yang dianggap stabil. Berdasarkan hasil Studi
kestabilan lereng tersebut, maka kemiringan lereng yang dapat diterapkan pada
Pit GN-10 maksimum 50 dengan nilai faktor keamanan menggunakan metode Bishop
1,269.
Sumber : merdeka.com, kumparan.com, infopublik.id, docplayer.info, vaniarindameydita92.blogspot.com, tripadvisor.co.id, annramadhani.wordpress.com, indonesiakaya.com, dan blogunik.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar