Minggu, 10 November 2019

Konsep-konsep Geografi Pariwisata Nasional Destinasi Wisata Raja Ampat


Konsep-konsep Geografi Pariwisata Nasional Destinasi Wisata Raja Ampat

Hasil gambar untuk raja ampat
(solo.tribunnews.com)
A. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan, dan daerah pemukiman.
1.             Kawasan Industri
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyusun rencana induk (masterplan) kawasan industri untuk mendukung sektor wisata kabupaten Kepulauan di Papua Barat tersebut, tepatnya di Pulau Misool.
Kepala BPPT mengatakan industri akan mengembangkan potensi sumber daya setempat di bidang perikanan, serta perkebunan kelapa dan sagu untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing daerah serta mendukung perekonomian wisata.
Dengan teknologi, Raja Ampat diharapkan dapat sejajar bahkan lebih maju dibanding dengan daerah lainnya di Indonesia. Sebab, jika dilihat dari potensi alam wisatanya, Raja Ampat merupakan yang terbaik di Indonesia.
Rencananya kawasan ini akan mengelola industri berbasis masyarakat dari hulu ke hilir, sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kepala Bappeda mengatakan, selama ini masyarakat Kepulauan Raja Ampat mengelola sumber daya alamnya secara tradisional, sehingga hasilnya tidak optimal. Nantinya, rencana ini akan ditindaklanjuti dengan pengkajian kesiapan infrastruktur dan finansialnya, kemudian disusul penyusunan detil rekayasa desain kawasan industrinya, termasuk kajian kelembagaannya.
Penduduk selama ini menanam sagu, kelapa dan mencari ikan. Pemerintah setempat ingin ekonomi masyarakat meningkat dengan mengelolanya secara maksimal, misalnya sagu dijadikan tepung dan turunannya, kelapa jadi minyak.
Ikatan Pengusaha Asli Raja Ampat (IPAR) mendorong agar Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dijadikan Kawasan Industri Potensi Perikanan (KIPP). Mengingat, secara geografis 80% wilayah Raja Ampat menjanjikan untuk peningkatan Ekonomi Masyarakat Lokal (EML) dibidang industri.
Raja Ampat sebagai pintu masuk dan modal utama penggerak perekonomian masyarakat lokal dan juga menjadi objek dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
IPAR meminta perhatian khusus dari Pemda Raja Ampat, Pemprov Papua Barat, dan Pemerintah Pusat untuk memikirkan percepatan pembangunan dibidang perekonomian daerah.
Hal ini demi menjaga kestabilan dan memberikan peningkatan ekonomi rakyat. Potensi Perikanan Raja Ampat sangat menjanjikan. Namun belum mendapat perhatian khusus sesuai dengan amanat undang - undang otonomi khusus.
Ketika hal ini dilakukan maka tanpa sadar Kabupaten Raja Ampat akan menjadi daerah pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi Papua Barat.
Selain sektor perikanan dan sektor pariwisata pun belum mendapat sentuhan atau diserap pengelolaannya dalam bentuk Investasi. Sehingga daerah yang kaya akan objek vital perekonomian, hanya bisa dinikmati tetapi tidak dimanfaatkan.
Potensi pariwisata dan perikanan merupakan arus deras yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat asli Raja Ampat. Dan negara juga akan dibantu dalam persaingan global atau perekonomian international.
Di Kampung Solol ada sebuah perusahaan yang beroperasi, yaitu perusahaan yang bergerak di usaha penyuplai mutiara. Ada ratusan pelampung pemeliharaan siput yang ditebar di teluk perairan Kampung Solol. Kabarnya perusahaan ini sudah mengontrak lokasi itu dengan durasi satu tahun bersama pemerintah kampung setempat. Beberapa pemuda Kampung Solol juga dilibatkan sebagai karyawan dalam budidaya siput itu. Dulu perusahaan ini dikelola oleh orang Jepang, tapi sekarang dikelola sendiri oleh orang Indonesia.
2.             Pusat Perdagangan
   Gerak niaga di Pulau Misool, merupakan aktivitas perdagangan yang menghubungkan zona-zona kekuatan ekonomi antara wilayah Kepulauan Maluku dan Papua. Pulau Misool merupakan daerah lintasan perdagangan dari kerajaan terutama Ternate dan Tidore.
3.              Daerah Pemukiman
   Lima Kampung di Kabupaten Raja Ampat yang menjadi tujuan tim assessment Bentara Papua adalah Kampung Solol, Kampung Waibon dan Kampung Kalyam di Distrik Salawati Barat, serta dua kampung di Distrik Batanta Selatan, yakni Kampung Waiman dan Kampung Wailebet.
Dimulai dari Kampung Solol, yang merupakan salah satu kampung tua di Pulau Salawati. Ada 110 kepala keluarga dengan 250 jiwa yang menghuni kampung ini.
Pola pemukiman Kampung Solol terlihat rapi dengan dominasi pohon pinang yang menghiasi seluruh pekarangan warga. Sehingga tak heran jika buah pinang menjadi salah satu buah favorit yang dikonsumsi warga, baik tua maupun anak muda.
Selain pinang, Kampung Solol juga dikenal sebagai kampung penghasil durian dan langsat. Biasanya bulan Desember- Januari masyarakat setempat memanen buah durian dan langsat. Pasar Sorong menjadi tujuan pemasaran masyarakat setempat. Tidak hanya durian dan langsat, ada pula biji kakao, buah kelapa, pisang, kayu olahan dan hasil laut yang disuplay dari Kampung Solol ke Sorong.
Kampung ini juga memiliki tanaman kopi. Tapi sayangnya, selama ini masyarakat setempat mengganggapnya sebagai tanaman hias. Dan diambil batang, daun dan bijinya hanya saat menggelar perayaan natal, tahun baru atau perayaan pesta lainnya.  
Mendengar kabar tersebut itu, tim kemudian berkunjung ke kebun warga yang memiliki tanaman kopi. Tim assessment mendapati satu tegakan kopi yang sudah tinggi, berdaun lebat  dan sarat akan buah kopi yang sudah berwarna merah maupun yang masih hijau. Selanjutnya tim Bentara Papua memberi pemahaman tentang tanaman kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
B.  Konsep Lokasi
       Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
1.    Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Pebedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Raja Ampat terletak pada posisi 20 25’ Lintang Utara - 40 25’ Lintang Selatan dan 1300 - 132055’ Bujur Timur.
2.    Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Kepulauan Raja Ampat memiliki peranan penting sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah luar negeri. Pulau Fani yang terletak di ujung paling utara dari rangkaian Kepulauan Raja Ampat, berbatasan langsung dengan Republik Palau.
Secara administratif batas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut:
·         Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Seram Utara, Provinsi Maluku.
·         Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
·         Sebelah timur berbatasan dengan Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, Provinsi Irian Jaya Barat.
·         Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Republik Federal Palau.
C.  Konsep Jarak
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
1.    Jarak Mutlak
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah.
Jarak dari Jakarta menuju Kabupaten Raja Ampat sekitar 2.724 km.
2.    Jarak Relatif
Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Lama perjalanan dari Jakarta menuju Raja Ampat sekitar 8 jam dengan satu kali transit.
D.  Konsep Keterjangkauan
    Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.
1.      Dulu untuk pergi ke Raja Ampat pengunjung harus transit di Makassar terlebih dahulu sebelum sampai ke Sorong lalu ke Raja Ampat, Sekarang pengunjung tidak harus transit di Makassar atau bisa langsung ke Sorong lalu Raja Ampat.
2.      Dulu Raja Ampat tidak memiliki fasilitas pengolahan air bersih, namun sekarang Raja Ampat sudah memasang instalasi pengolahan air di Pulau Waigeo.
3.      Dulu masyarakat Raja Ampat menggunakan fasilitas aliran listrik dari genset pribadi, saat ini PLN sudah ada di Raja Ampat.
4.      Beberapa tahun lau pilihan hotel yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat tidak terlalu banyak, namun sekarang sudah mulai banyak ditemukan Hotel ataupun Resort di Raja Ampat.
5.      Pada tahun 2017 ke belakang pelayanan kesehatan Raja Ampat masih sangat minim, namun pada tahun 2019 ini Pemprov Papua Barat memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
E.  Konsep Interaksi/Interpendensi
       Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.
        Raja Ampat merupakan daerah distributor Ikan terbesar di wilayah Papua Barat, Nusantara bahkan ke luar Negeri. Potensi ikan Raja Ampat selama ini, kurang mendapat perhatian dan pemanfaatan oleh pemerintah daerah dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat.
        Potensi ada tetapi Pemda tidak bisa manfaatkan secara baik. Selama ini tidak ada perhatian dari Pemda yakni Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat.
F.   Konsep Distribusi/Diferensiasi Keruangan
1.      Distribusi
        Distribusi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena fisik dan manusia diatas bumi. Di Raja Ampat pengunjung dapat melihat “Hantu Laut” yaitu tepatnya dibagian timur Waigeo, didepan desa Urbinasopen dan Yesner. Ada fenomena alam yang unik dan menarik dan hanya dapat dilihat setiap akhir tahun yaitu sebuah sinar yang berasal dari laut mengitari permukaannya berlangsung sekitar 10-18 menit. Penduduk setempat menyebut fenomena ini sebagai “Hantu Laut”. Fenomena ini lebih dari sekedar pemandangan sunset yang indah dan dapat disaksikan dari atas perahu.
Hal menarik lainnya yang dijumpai di Raja Ampat yaitu di kampung solol terkait peraturan sasi. Pemerintah Kampung, Gereja dan dewan adat setempat membuat kesepakatan bersama yang dituangkan dalam suatu pengumuman yang ditempelkan di pintu masuk kampung dan di beberapa lokasi perairan. Pengumuman itu isinya mengutuk setiap orang yang  melakukan aktifitas pengeboman ikan dan bahan-bahan lainnya yang merusak ekosistem perairan setempat.
2.      Diferensiasi Keruangan
        Diferensiasi Keruangan merupakan konsep geografi yang membandingkan antara dua wilayah guna menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena pada tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.
Jika Hutan Amazon merupakan Hutan yang memiliki spesies binatang darat terbanyak, maka perairan Raja Ampat adalah “Hutan Amazon” di bawah laut. Di sini, penyelam bisa menjumpai Papuan Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark, kuda laut jenis pigmy yang sebesar ruas kelingking hingga ikan besar dengan bentang sayap mencapai lima meter, serta rombongan Ikan Barakuda. Raja Ampat ibarat perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia.
        Dalam sebuah penelitian bersama yang dilakukan pada tahun 2001-2002 oleh Conservation International dan The Nature Conservancy, Lembaga Oseanografi Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tercatat bahwa di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.300 jenis ikan, dan 700 jenis hewan lunak. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat di dunia dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
G.    Konsep Keterpaduan atau Sintesis
        Kestabilan lereng merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menerapkan penambangan yang aman dan produktif serta berwawasan lingkungan, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kemiringan lereng yang aman diterapkan pada Pit GN-10 Pulau Gag. Studi kestabilan lereng ini menggunakan program komputer Slope/W dengan memasukkan data geometri lereng dan parameter yang telah didapatkan dari hasil pengeboran geoteknik dan pengujian laboratorium mekanika tanah. Program ini menghitung nilai faktor keamanan pada setiap kemiringan lereng yang telah disimulasikan, yakni 40, 45, 50, 55 dan 60. Hasil perhitungan menunjukkan kemiringan lereng menghasilkan Nilai faktor keamanan di atas 1,2, sedangkan kemiringan lereng menghasilkan nilai faktor keamanan di bawah 1,2. Nilai faktor keamanan pada setiap kemiringan lereng yang telah disimulasikan, kemudian dilakukan perbandingan dengan nilai standar minimum faktor keamanan lereng yang dianggap stabil. Berdasarkan hasil Studi kestabilan lereng tersebut, maka kemiringan lereng yang dapat diterapkan pada Pit GN-10 maksimum 50 dengan nilai faktor keamanan menggunakan metode Bishop 1,269.

Sumber merdeka.com, kumparan.com, infopublik.id, docplayer.info, vaniarindameydita92.blogspot.com, tripadvisor.co.id, annramadhani.wordpress.com, indonesiakaya.com, dan blogunik.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Destinasi Wisata Gunung Guntur

Destinasi Wisata Gunung Guntur 1.       Profil gunung Guntur Gunung Guntur adalah sebuah  gunung berapi  bertipe  stratovolcan...