Desa Pataruman Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut
Pataruman merupakan salah satu desa di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Desa Pataruman memiliki luas wilayah penggunaan seluas 62,80 Ha. Jarak dari ibukota kecamatan ke Desa Pataruman hanya sekitar 1,50Km dan dapat ditempuh selama 10 menit dengan menggunaka kendaraan dan bisa ditempuh dengan waktu 50 menit jika dengan beerjalan kaki,
Jumlah penduduk Desa Pataruman yaitu 9103 penduduk pada tahun 2015, mata pencaharian penduduk Desa Pataruman yang paling banyak sebagai pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh harian lepas, pengrajin industri rumah tangga, dan pengusaha.
1. Sejarah Desa Pataruman
a. Menurut ahli Antropologi
Bahwa nama Pataruman dahulu kala, itu diambil dari kata Patar dan Tarum yang berarti Patar adalah kawasan luas/lingkungan luas (Perkebunan).
Sedangkan nama Tarum yang mempunyai arti adalah sejenis tanaman sebagai bahan pewarna industri kain, yang pada waktu itu khususnya di garut sangat dibutuhkan untuk pencelupan warna untuk kain, karena digarut terdapat pabrik tenun (PTG) yang keberadaannya pabrik tenun terbesar di Asia Tenggara. Terbukti telah ditemukan bekas tanaman Tarum yang masih tumbuh beberapa pohon ditemukan pada tahun 1989 sebelum tempatnya dibangun Perumahan, selain tarum yang masih tumbuh di daerah Pataruman ada juga tanaman jarak dan tanaman kaliki sebagai bahan pencelupan pewarna/penguat warna.
b. Menurut Tokoh Masyarakat Setempat
Nama Pataruman berasal dari kata patarungan, sebab pada jaman dahulu desa ini ialah tempat para jawara-jawara dari berbagai daerah untuk adu ketangkasan atau ilmu kanuragan antara sesama jawara.
Dahulu desa ini juga tidak hanya dipakai untuk mengadu ketangkasan para jawara tetapi juga dipakai sabung ayam dan kegiatan-kegiatan lain yang kemaksiatan. Ditengah maraknya aksi kemaksiatan di desa ini, kemudian datanglah salah satu utusan dari Kerajaan Padjajaran yaitu Prabu Kertawarman yang saat itu diutus langsung oleh gurunya yakni Eyang Syaikh Rambut Putih dengan perintah untuk bersyiar di desa ini sebab dahulu Prabu Kertawarman bisa mengalahkan salah satu jawara dari krobokan yaitu Prabu Rangga Lawe yang akhirnya Prabu Kertawarman membuka serta membenahi tempat ini sampai ia menikah dengan Nyimas Ratu Arum Honje. Akhirnya desa ini disebut Pataruman oleh Syaikh Raykeyan.
Pataruman disebut sebagai tempat peristirahatan para jawara untuk saling adu ketangkasan kanuragan. Setelah sepeninggalnya Prabu Kertawarman Pataruman diteruskan oleh seorang kasepuhan dari Kerajaan Banten dan Kerajaan Kudus yaitu Mama Haji Musa dan Mama Haji Muhammad Kahfi, dari sinilah Islam menyebar sehingga banyak jawara masuk agama Islam.
Pataruman disebut juga Pataruman Ulen sebab seiring menyebarnya agama Islam oleh Mama Haji Musa, banyak masyarakat yang membuat makanan yaitu Ulen, maka dari itu daerah itu disebut Pataruman Ulen. Sedangkan disebelah timur masyarakatnya membuat kerajinan tangan berupa tingkem atau besek, oleh sebab itu daerah Pataruman sebelah timur disebut Pataruman Tingkem sampai saat ini.
Namun Pataruman Ulen sekarang berubah nama menjadi Pataruman Cihonje sebab menurut sesepuh jaman dulu ditempat ini ada banyak ditemukan gundukan pohon honje yang banyak ulat dengan ukuran sebesar honje, dan disebutlah Pataruman Cihonje sampai sekarang.
Pataruman dibagi menjadi beberapa wilayah lagi, sebelah selatan Pataruman Pedes, Pataruman Cihonje, sebelah timur Pataruman Tingkem, dan sebelah barat Pataruman Excello. Di wilayah Pataruman ada beberapa makam yang dikeramatkan yaitu makam Eyang Mama Haji Muhammad Kahfi, makam Eyang Mama Haji Musa, dan makam Eyang Mama Keramat Bungsu.
2. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara : Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul
b. Sebelah Timur : Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul
c. Sebelah Selatan :Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul
d. Sebelah Barat : Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul
3. Wisata Kuliner
Baso Mas Useng
(photo by : alannefa.tumblr.com)
Tutug Oncom Ma' Minah
Narasumber : Warga Desa Pataruman
Sumber : prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
Penulis : Rofa R. Aliyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar