Rabu, 18 Desember 2019

Destinasi Wisata Gunung Guntur


Destinasi Wisata Gunung Guntur


1.      Profil gunung Guntur
Gunung Guntur adalah sebuah gunung berapi bertipe stratovolcano yang terdapat di Sirnajaya, Tarogong KalerKabupaten GarutJawa Barat, dan memiliki ketinggian 2.249 meter dpl. Gunung Guntur berdekatan dengan gunung-gunung lainya yang mengelilingi kota Garut. Di sebelah selatan Gunung Guntur, ada Gunung Putri yang berhadapan dengan Gunung Cikuray dan Gunung Papandayan, kemudian di sebelah barat ada Gunung Masigit, Gunung Parupuyan, dan gunung lainnya. Gunung Guntur sendiri mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

2.      Sejarah gunung Guntur
a.      Sejarah letusan gunung Guntur
Di era 1800-an, Gunung Guntur merupakan gunung paling aktif di Indonesia, bahkan mengalahkan Gunung Merapi di Jawa Tengah. Adalah Franz Wilhelm Junghuhn, seorang naturalis Belanda kebangsaan Jerman, yang rajin menuliskan laporan tentang betapa aktifnya Gunung Guntur dalam bukunya : 13 Goentoer, Java Tweede Afduling, De Vulkaan en Vulkanische Verschjnslen West-en Midden-Java (1850).
Antara tahun 1800 sampai 1847 tercatat tidak kurang dari 21 kali letusan. Letusan itu berulang-ulang dalam tempo pendek, berlangsung paling lama 5 sampai 12 hari. Periode letusan berselang-selang antara 1,2 dan 3 tahun dan ada kalanya letusan terjadi setelah masa istirahat 6 dan 7 tahun. Berikut beberapa sejarah letusan Gunung Guntur yang tercatat.
Sejarah letusan Gunung Guntur yang tercatat di periode 1800-an :
·         1825 : Letusan terjadi pada tanggal 14 Juni. Letusannya mengakibatkan hutan di sekitar gunung hangus terbakar.
·         1829 : Letusan yang terjadi di tahun ini cukup besar dan tiba-tiba. Beberapa kampung hancur, dan banyak orang menjadi korban
·         1832 : Di tahun ini terjadi dua kali letusan. Yang pertama terjadi pada tanggal 16 Januari, dan yang kedua merupakan letusan panjang berkali-kali dari 8 hingga 13 Agustus.
·         1840 : Pada tahun 1840 letusan yang terjadi bahkan mengeluarkan aliran lava. Aliran lava ini mengalir hingga ke Cipanas. Lava hasil erupsi tahun 1840 ini mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah Cipanas (sekitar 300 meter sebelah utara lokasi wisata pemandian Cipanas),
Matahari belum lagi terbit ketika tiba-tiba terbentuk tiang api dan asap dari kawah. Lava membara mengalir ke semua arah dari tepinya… Tiada batang rumput menghiasi Gunung Guntur dari kaki hingga puncak, sama sekali gundul, ia menjulang dalam kegelapan lontaran kelabu kotor kehitaman, bagaikan suatu gambaran kehancuran.-F. Junghuhn, naturalis Belanda, menceritakan sejarah letusan Gunung Guntur tahun 1840 dalam 13 Goentoer, Java Tweede Afduling, De Vulkaan en Vulkanische Verschjnslen West-en Midden-Java (1850).*)
·         1841 : Letusan yang terjadi pada tanggal 14 Nopember ini sangat besar hingga menghancurkan lahan-lahan pertanian di Garut. Tercatat hingga 400.000 batang pohon kopi hancur.
·         1843 : Pada tahun ini pun letusan terjadi dua kali, yaitu pada tanggal 4 Januari dan  tanggal 25 November. Akibat dari letusan ini banyak lahan pertanian warga dan beberapa kampung rusak.
·         1847 : Letusan tahun 1847 adalah letusan terakhir Gunung Guntur. Hingga saat ini, lebih dari 150 tahun lamanya, Gunung Guntur telah beristirahat.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang rajin ngamatin Gunung Guntur, gunung ini adalah salah satu gunung yang harus selalu diwaspadai aktivitasnya. Selain karena gunung ini sudah menyimpan energi selama lebih dari 1,5 abad, Gunung ini juga sangat dekat dengan perkotaan.
b.      Sejarah Penamaan Gunung Guntur
Sejarah atau legenda Gunung Guntur ternyata menceritakan tentang sebuah kerajaan. Pada zaman dahulu kala, konon terdapat sebuah kerajaan yang berdiri  di sekitar lembah kaki Gunung Kutu. Kerjaan tersebut adalah “Kokorobokan” yang di pimpin oleh seorang raja bernama Sunan Ranggalawe. Sunan Ranggalawe memiliki seorang kakak peremuan bernama  Ratna Inten Dewata. Jika menurut peraturan kerjaan, Sunan Ranggalawe tidak bisa menjadi seorang raja.  Yang lebih berhak menjadi sang raja seharusnya adalah kakaknya. Tapi karena Ratna Inten Dewata adalah seorang peremuan, maka Sunan Ranggalawe lah yang akhirnya diipilh menjadi seorang raja untuk menduduki tahta dan mewarisi dari raja terdahulu.
Pada suatu ketika kemarau panjang melanda kerajaan Kokorobokan. Dimana-mana terjadi kekeringan yang membuat rakyat Kokorobokan sangat menderita. Sebagai seorang raja Sunan Ranggalawe tidak bisa tinggal diam dengan hanya memikirkan penderitaan yang di derita oleh rakyat dan negrinya.  Setelah memikirkan jalan kleuar dengan para patih kerajaan, akhirnya Sunan Ranggalawe mumutuskan jalan keluar dari kemarau panjang yaitu dengan membuat telaga penampungan air. Akan tetapi lahan yang kan dibuat telaga penampungan air tersebut ternyata di kuasai oleh Ratna Inten Dewata. Secara baik-baik Sunan Ranggalawe meminta izin kakanya agar menyerahkan lahan yang di diaminya, sayang Ratna Inten Dewata menolaknya smabil berkata “Setelah aku tidak jadi raja karena aku seorang wanita, sekarang tempat tinggal ku akan kau rebut juga?!” Sunan Ranggalawe pun tidak bisa berbuat apa-apa atas penolakan kakaknya. Raja pun menghormati keputusan kakanya meski para patih kerjaan sangat kecewa. Sunan Ranggalawe sangat kebingungan, sementara rakyat membutuhkan air. Setelah berpikir dia berniat untuk kembali memnemui kakaknya. Lagi, Ratna Inten Dewata tetap menolak.
Sebagai seorang raja, Sunan Ranggalawe merasa harus bertanggung jawab atas nasib rakyatnya yang dilalnda kekeringan dan kemarau panjang. Akhirnya untuk lepas dari kekeringan Sunan Ranggalawe memerintahkan semua rakyatnya untuk membendung lahan milik Ratna Inten Dewata untuk dijadikan telaga. Namun apa yang terjadi? Ratna Inten Dewata sangat murka tapi apa daya dia tidak bisa melawan adiknya sendir. Untuk mengeluarkan semua amarahnya Ratna Inten Dewata akhirnya pergi ke puncak Gunung Kutu. Dia menyendiri dan bertapa sambil memanjaatkan doa kepada Tuhan supaya adiknya di sadarkan, bahwa apa yang telah di perbuat Sunan Ranggalawe telah menyakiti kakanya sendiri. Dipuncak Gunung Kutu Ratna Inten Dewata menaburkan bunga disertai segenggam tanah kering.Tidak lama setelah itu, tiba-tiba awan menebal dan suasana sangat meburuk. Mengetahuai sesuatu yang dahsyat akan terjadi, Ratna Inten Dewata  pun bergegass turun dari puncak gunung Kutu. Lalu gunung Kutu meletus dengan sangat dahsyat dan membumihanguskan Kerjaan Kokorobokan. Karena Letusan gunung tersebut menyerupai “Guntur’ maka Gunung tersebut dinamai Gunung Guntur sampai sekarang.
Guntur yang berarti “halilintar” atau “petir” ini menjadi salah satu gunung berapi  paling aktif di Jawa Barat.
3.      Atraksi Wisata Gunung Guntur
a.      Wisata Pemandian Air Panas

Yang paling menarik dari wisata pemandian air panas ini adalah air panas yang mengalir berasal dari Gunung Guntur dengan udara yang sejuk serta lanscap Gunung Guntur menjulang tinggi menjadi pemandangan yang indah. Sumber air panas ini mengandung berbagai jenis mineral yang sangat baik dan bermanfaat untuk kesehatan bahkan sebagian orang percaya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit lainnya. Disini juga terdapat wahana air Waterboom yang sangat menyenangkan untuk anda dan keluarga. Sobat bisa memanjakan tubuh, melepas penat, merilekskan tubuh yang terasa pegal dengan berendam dikolam rendam yang telah tersedia di lokasi wisata. Rasa capek setelah mendaki gunung akan terobati dengan berendam di wisata pemandian air panas.
-          Cara Ke Cipanas Garut
Setelah sobat melewati gapura atau gerbang yang bertuliskan “Selamat Datang di Kabupaten Garut”, belok kiri sobat akan menjumpai pemandangan Gunung Guntur dan permukiman penduduk dan panorama alam terbuka lainnya disekitar kaki Gunung Guntur. Kurang lebih 2,5 Km dari gapura selamat datang sobat akan menemui tempat wisata kolam renang dan pemandian air panas. Disini sobat bisa beristirahat sambil menikmati kolam dan pemandian air panas di kawasan Cipanas Tarogong  Kaler Garut. Di Cipanas terdapat beberapa penginapan mulai dari hotel sampai penginapan sederhana dengan harga yang cukup murah. Banyak tempat yang bisa sobat pilih buat berendam dan menginap, misalnya: Danau Darijat, Sumber Alam, Tirta Gangga, dan masih banyak yang lainnya. 
b.      Aliran Sungai Citiis

        Aliran sungai Citiis merupakan sungai yang terbentuk dari mata air dari alairan Cuug Citiis. Sungai Citiis merupakan Sungai kecil yang sumber airnya bersumber dari beberapa sumber di kawasan Gunung Guntur. Aliran sungai ini mengalir dari atas Gunung Guntur hingga ke pemukiman masyarakat. Aliran Sungai ini  berada di sepanjang jalur pendakian serta biasa dilalui para pendaki dan masyarakat sekitar. Airnya yang jernih  dipakai masyarakat kaki Gunung Guntur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Setelah melakukan pendakian satu jam perjalanan atau setelah tiba di ujung penambangan pasir sobat akan menemui Sungai Citiis. Di sepanjang jalur Sungai Citiis sobat akan menemui dua vegetasi alam yang berbeda. Sebelah kiri adalah vegetasi hutan dari Gunung yang berada di ebelah Gunung Guntur, sedangkan di sebelah kanan adalah vegetasi campuran antara hutan, tebing batu dan padang ilalang. Disepanjang jalur sungai Citiis sobat juga akan menemui beberapa air terjun kecil dan pohon Kaliandra.
c.       Curug Citiis
Air terjun yang memiliki arti nama air dingin ini berada di ketinggian 1000 mdpl dan berada di tengah-tengah Gunung Guntur. Air terjun Citiis ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter. Disini sobat bisa kemping, atau sekedar bermain-main mandi dan cuci mata dengan pemandangan di sekitar air terjun Citiis. Air terjun Citiis merupakan salah satu air terjun dari tiga air terjun di atasnya. Tidak hanya pendaki pada hari libur Curug Citiis banyak dikunjungi para wisatawan.
d.      Puncak Pertama (Puncak Bohong) Gunung Guntur
Puncak pertama ini berada sebelum bibir kawah Gunung Guntur dan bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda oleh para pendaki. Disini kita sudah bisa melihat potret Kota Garut yang dikelilingi banyak Gunung. Di puncak pertama ada sebongkah batu besar yang bisa dijadakan tempat untuk melihat pemandangan sekitar dengan berdiri diatas batu besar tersebut.
e.       Kawah Gunung Guntur
Kawah Gunung Guntur berada disebelah kiri puncak pertama. Apabila menghadap ke seletan maka kawah akan terlihat berhadapan dengan Gunung Cikuray yang terlihat menjulang tingi dari puncak pertama ini. Kawah Gunung Guntur ini merupakan kawah bekas letusan dengan lubang yang cukup luas seluas stadion sepak bola yang dipinggirnya ditumbuhi beberapa pohon Cantigi serta memiliki kedalaman yang cukup dalam.
f.       Padang Savana
Hampir disemuakawasan Gunung Guntur di tumbuhi ilalang. Hamparan ilalang berwarna kuning tua yang sangat luas bisa kita lihat di kawasan antara puncak kedua dan puncak tertinggi Gunung Guntur. Hamparan padang savana menghampar membentang membentuk lukisan yang indah. Dibulan-bulan tertentu kita juga bisa melihat keindahan lainnya yaitu Ilalang Jimgga Gunung Guntur. 
g.      Puncak Kedua Gunung Guntur
Disini kita dapat melihat pemandangan berupa vegetasi tumbuhan berupa padang savana, menarik, jenis tanaman lain seperti pohon Cantigi juga akan sobat temui di sepanjang jalur menuju Puncak utama Gunung Guntur. Pohon Cantigi tumbuh terbatas turut menambah pesonanya Gunung Guntur. Gunung-gunung berhutan rimbun di sisi Gunung Guntur yang dibatasi lembah terlihat jelas. Lubang-lubang-lubang kawah tanah menganga serta beberapa kepulan asap kecil juga akan terlihat sepanjang perjalanan menuju Puncak utama Gunung Guntur.
h.      Puncak Tertinggi Gunung Guntur

Puncak Gunung Guntur cukup datar dan memiliki luas dua kali lapangan Voli. Di sebelah barat terlihat jelas situ atau danau Bagendit, pemukiman penduduk kota Garut, deretan gunung gunung lainnya. Sebelah selatan Gunung Cikuray yang menjulang tinggi, kepulan asap di kawah Gunung Papandayan, kepulan asap kawah Kamojang dan Darajat, pemukiman penduduk Kecamatan Bayongbong, Cisurupan dan Samarang dan yang terakhir Gunung Putri. Sebelah timur terlihat menjulang puncak kembaran Gunung Guntur yaitu puncak Gunung Masigit dan Gunung Parupuyan. Di sebelah utara jajaran gunung berpohon Rimbun.
4.      Aksesibilitas Gunung Guntur
Medan pendakian Gunung Guntur dikenal berat karena tidak memiliki banyak pepohonan, sehingga terlihat gundul dan tandus. Selain itu, gunung ini memiliki kemiringan yang curam dan stabilitas tanah yang tergolong labil, sehingga rentan longsor. Oleh karena itu, banyak pendaki melakukan trekking pada subuh, sore, bahkan malam hari karena cuaca tidak terik. Untuk menuju Gunung Guntur, pendaki biasa melewati jalur resmi via Citiis. Jalur pendakian yang ditemukan oleh Frans Junghun ini merupakan yang termudah. Menurut berbagai sumber, Frans Junghun adalah pendaki berkebangsaan Jerman yang pernah mendaki Gunung Guntur pada 1837.
Jika memilih jalur Curug Citiis, kamu harus menuju Kampung Citiis, Tarogong Kaler. Dari pusat Kota Garut, melajulah ke kawasan Tarogong hingga menemukan SPBU Tanjung atau RM. Raja Sate Khas Garut. SPBU Tanjung sering dijadikan tempat pertemuan para pendaki yang hendak menuju base camp Citiis. Di SPBU ini, terdapat jalan yang mengarah ke Kampung Citiis. Kamu harus menggunakan jasa ojek untuk menempuh perjalanan.
Dari base camp di Kampung Citiis, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju Curug Citiis melewati lokasi bekas penambangan pasir Citiis. Melajulah hingga menemui pipa saluran air di sisi jalan. Ikuti pipa tersebut melewati hutan yang rindang dan ladang milik warga hingga kamu menemukan Curug Citiis. Curug ini sering digunakan pendaki sebagai tempat istirahat sembari menikmati airnya yang bersih dan dingin.
Dari Curug Citiis, medan menuju Pos 2 dan 3 akan berubah menjadi menanjak tajam dengan kontur tanah pasir dan berbatuan hingga sampai di Curug Citiis bagian atas. Setelah itu, kamu dapat berjalan santai melalui jalur landai dan melewati hutan rindang dan sabana dengan lalang berwarna kecokelatan. Jalur landai ini akan berakhir saat kamu tiba di Pos 3.
Setibanya di pos ini, kamu diharuskan melapor diri ke pos penjaga untuk keamanan, sekaligus pendataan ulang. Pos 3 adalah lahan berkemah bagi para pendaki. Pendaki kini dilarang berkemah di puncak karena banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi, seperti tersambar petir, jatuh terpelesat, hingga tertimpa batuan. Di pos ini, kamu bisa menemukan sungai dengan air bersih yang bisa digunakan untuk isi ulang logistik air.
Biasanya, para pendaki mulai melakukan trekking ke Puncak 1 sebelum subuh agar bisa mengejar matahari terbit. Namun, medan yang dilalui untuk mencapai puncak sangat berat. Jalur berpasir dengan kemiringan tanah sekitar 45 derajat membuat langkah kaki terasa berat. Menjelang siang hari, hawa panas membuat banyak pendaki memilih tidak melanjutkan ke Puncak 2, 3, dan 4.
Jika ingin mencoba naik ke Puncak 2, kamu butuh sekitar 30 menit berjalan kaki dari Puncak 1. Treknya tidak terlalu terjal dibanding perjalanan dari Pos 3 menuju Puncak 1. Selain itu, terdapat dua jalur yang bisa kamu pilih, yaitu jalur kiri dengan pemandangan kawah gunung dan jalur kanan dengan pemandangan Puncak Masigit.
Jika ingin melanjutkan perjalanan ke Puncak 3, kamu harus turun terlebih dahulu dari Puncak 2, lalu kembali mendaki bukit yang menjadi Puncak 3. Sementara itu, untuk menuju Puncak 4 dibutuhkan stamina yang lebih kuat karena jalur yang lebih terjal.
5.      Jarak tempuh

Jarak tempuh untuk sampai ke kawasan destinasi wisata gunung Guntur dari start poin yaitu alun-alun tarogong sekitar 19km, bias ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekitar 52menit dan akan memakan waktu tempuh lebih cepat dengan menggunakan kendaraan roda  dua.
6.      Amenitis
Fasilitas yang secara resmi disediakan pengelola belum tersedia di kawasan Gunung Guntur. Bagi yang ingin melakukan pendakian melalui Curug Citiis, kamu tetap harus mengurus administrasi untuk pendakian di base camp sendiri. Sementara itu, jika ingin menginap kamu bisa menyewa rumah warga yang berada di sekitar pos awal.
Jalur pendakian via Curug Citiis cenderung aman karena sudah memiliki trek yang jelas. Kamu pun tak akan kehausan selama perjalanan karena akan menemukan sumber air bersih untuk keperluan logistik pendakian di sepanjang perjalanan, seperti sungai dan air terjun. Makanya, tak heran bila Gunung Guntur menjadi salah satu gunung favorit para pendaki.
Untuk masuk kawasan gunung, kamu akan dikenakan biaya Rp3.000 per motor dan Rp5.000 per mobil. Sementara tiket masuk SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) adalah Rp15.000 per orang. Tiket tersebut sudah termasuk asuransi, biaya masuk, dan biaya berkemah.
Jika kamu datang menggunakan kendaraan pribadi, siapkan uang lebih untuk membayar parkir di sekitar area base camp Curug Citiis. Biayanya adalah Rp10.000 per kendaraan, baik motor atau mobil.

Rabu, 13 November 2019

Desa Pataruman Kec. Taragong Kidul

Desa Pataruman Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut




        Pataruman merupakan salah satu desa di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Desa Pataruman memiliki luas wilayah penggunaan seluas 62,80 Ha. Jarak dari ibukota kecamatan ke Desa Pataruman hanya sekitar 1,50Km dan dapat ditempuh selama 10 menit dengan menggunaka kendaraan dan bisa ditempuh dengan waktu 50 menit jika dengan beerjalan kaki,
          Jumlah penduduk Desa Pataruman yaitu 9103 penduduk pada tahun 2015, mata pencaharian penduduk Desa Pataruman yang paling banyak sebagai pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh harian lepas, pengrajin industri rumah tangga, dan pengusaha.
1. Sejarah Desa Pataruman
a. Menurut ahli Antropologi
         Bahwa nama Pataruman dahulu kala, itu diambil dari kata Patar dan Tarum yang berarti Patar adalah kawasan luas/lingkungan luas (Perkebunan).
Sedangkan nama Tarum yang mempunyai arti adalah sejenis tanaman sebagai bahan pewarna industri kain, yang pada waktu itu khususnya di garut sangat dibutuhkan untuk pencelupan warna untuk kain, karena digarut terdapat pabrik tenun (PTG) yang keberadaannya pabrik tenun terbesar di Asia Tenggara. Terbukti telah ditemukan bekas tanaman Tarum yang masih tumbuh beberapa pohon ditemukan pada tahun 1989 sebelum tempatnya dibangun Perumahan, selain tarum yang masih tumbuh di daerah Pataruman ada juga tanaman jarak dan tanaman kaliki sebagai bahan pencelupan pewarna/penguat warna.
b. Menurut Tokoh Masyarakat Setempat
        Nama Pataruman berasal dari kata patarungan, sebab pada jaman dahulu desa ini ialah tempat para jawara-jawara dari berbagai daerah untuk adu ketangkasan atau ilmu kanuragan antara sesama jawara.
        Dahulu desa ini juga tidak hanya dipakai untuk mengadu ketangkasan para jawara tetapi juga dipakai sabung ayam dan kegiatan-kegiatan lain yang kemaksiatan. Ditengah maraknya aksi kemaksiatan di desa ini, kemudian datanglah salah satu utusan dari Kerajaan Padjajaran yaitu Prabu Kertawarman yang saat itu diutus langsung oleh gurunya yakni Eyang Syaikh Rambut Putih dengan perintah untuk bersyiar di desa ini sebab dahulu Prabu Kertawarman bisa mengalahkan salah satu jawara dari krobokan yaitu Prabu Rangga Lawe yang akhirnya Prabu Kertawarman membuka serta membenahi tempat ini sampai ia menikah dengan Nyimas Ratu Arum Honje. Akhirnya desa ini disebut Pataruman oleh Syaikh Raykeyan.
       Pataruman disebut sebagai tempat peristirahatan para jawara untuk saling adu ketangkasan kanuragan. Setelah sepeninggalnya Prabu Kertawarman Pataruman diteruskan oleh seorang kasepuhan dari Kerajaan Banten dan Kerajaan Kudus yaitu Mama Haji Musa dan Mama Haji Muhammad Kahfi, dari sinilah Islam menyebar sehingga banyak jawara masuk agama Islam.
        Pataruman disebut juga Pataruman Ulen sebab seiring menyebarnya agama Islam oleh Mama Haji Musa, banyak masyarakat yang membuat makanan yaitu Ulen, maka dari itu daerah itu disebut Pataruman Ulen. Sedangkan disebelah timur masyarakatnya membuat kerajinan tangan berupa tingkem atau besek, oleh sebab itu daerah Pataruman sebelah timur disebut Pataruman Tingkem sampai saat ini.
        Namun Pataruman Ulen sekarang berubah nama menjadi Pataruman Cihonje sebab menurut sesepuh jaman dulu ditempat ini ada banyak ditemukan gundukan pohon honje yang banyak ulat dengan ukuran sebesar honje, dan disebutlah Pataruman Cihonje sampai sekarang.
           Pataruman dibagi menjadi beberapa wilayah lagi, sebelah selatan Pataruman Pedes, Pataruman Cihonje,  sebelah timur Pataruman Tingkem, dan sebelah barat Pataruman Excello. Di wilayah Pataruman ada beberapa makam yang dikeramatkan yaitu makam Eyang Mama Haji Muhammad Kahfi, makam Eyang Mama Haji Musa, dan makam Eyang Mama Keramat Bungsu.

2. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara    : Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul
b. Sebelah Timur   : Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul
c. Sebelah Selatan :Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul
d. Sebelah Barat    : Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul

3. Wisata Kuliner
 Baso Mas Useng
(photo by : alannefa.tumblr.com)

Tutug Oncom Ma' Minah

Narasumber : Warga Desa Pataruman
Sumber : prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
Penulis : Rofa R. Aliyah

Minggu, 10 November 2019

Destinasi Wisata Situ Bagendit

Destinasi Wisata Situ Bagendit



(photo by : Shifa Siti Badriah)




1.      Profil Situ Bagendit
        Situ Bagendit merupakan danau yang dilingkupi kawasan alami yang masih dikelilingi pesawahan dan perkampungan penduduk dengan latar panorama alam pegunungan yang indah. Menurut cerita masyarakat sekitar, Situ Bagendit berasal dari sebuah legenda yang menceritakan sebuah rombongan Ronggeng Baged dan Nyi Endit yang tenggelam, kemudian oleh masyarakat sekitar, situ tersebut dinamakan Situ Bagendit. Beberapa aktivitas wisata yang bisa dilakukan di area Situ Bagendit ini, ialah berlayar ketengah situ dengan menggunakan rakit bambu dan sepeda air, memancing ikan dan wahana kereta mini untuk anak anak.
        Bagendit sudah mulai beroperasi sejak 1813, bahkan pada tahun 1900an turis asing sudah berkunjung ke bagendit karena mereka terpesona dengan keindahan Situ Bagendit yang dipotret oleh orang belanda yang berkunjung dan mengambil foto bagendit sehingga orang orang eropa lainnya tertarik untuk berkunjung ke bagendit pada saat itu. Situ Bagendit diresmikan oleh Dinas Pariwisata sekitar tahun 2000, sebelumnya Situ Bagendit dikelola oleh Desa dan Kecamatan. Sesudah adanya sistem ticketing untuk masuk situ,  barulah Situ Bagendit masuk ke Distribusi APBD.
-          Lokasi :
Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut
-          Koordinat :
7°9'42"S 107°56'37"E
-          Arah :
13 Km dari pusat Kota Garut dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
-          Fasilitas :
Fasilitas umum dalam berkegiatan wisata dapat kita temui di daerah ini seperti gazebo-gazebo tempat makan dan minum, tempat bermain anak, toilet, mushola dan tempat parker
-          Jam Buka :
08.00 pagi
-          Jam Tutup :
05.00 sore
-          Tiket Hari Biasa :
Dewasa Rp. 5000
Anak-anak Rp. 3000
-          Tiket Hari Libur :
Dewasa Rp. 7.500
Anak-anak Rp. 5000
2.      Proses Manajemen
Proses manajemen adalah cara sistematis dalam melakukan sesuatu terutama dalam mengelola sebuah pekerjaan atau objek. Semua hasil tidak akan diperoleh tanpa melalui proses.
A.    Perencanaan (Planning)
Visi :
“Terwujudnya Garut sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan di Jawa Barat”
Misi :
a.       Meningkatan Daya Saing Pariwisata.
b.      Meningkatkan Pengembangan Seni dan Budaya Daerah.

B.     Pengorganisasian (Organizing)
Struktur organisasi UPTD Situ Bagendit :
1.      Kepala UPTD Situ Bagendit : Endang Heri S,S.IP,M.Si
2.      KASUBAG T.U Situ Bagendit : Dedi Sopandi, S.E
3.      Pemungut Retribusi (Ticketing) :
            -       Koswara
            -       Hartini
            -       Desi Erdaningsih, S.St
            -       Yogie Maulana Sunaryo
4.      Operator : Dian H.
5.      Pengamanan/Pemeliharaan Lingkungan  :
            -       Tato Taryana
            -       Dede A. Malik
            -      
Ade Rohman

            -       Umar
            -       Hisyam Achmad
6.      Administrasi Umum
            -       Nuraisah, S.Sej
            -       Hermawan
7.      Pengolah Data
            -       Asep Sonjaya
            -       Hermansyah
a.     Tugas Kepala UPTD
        Kepala UPTD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai tugas pokok memimpin, memnyusun kebijakan.
            b.    Tugas KASUBAG T.U
       Menyusun rencana kegiatan sub bagian tata usaha, melaksanakan penyusunan rencana program / kegiatan, mengontrol dan merekapitulasi kehadiran pegawai, membuat surat yang berhubungan dengan kegiatan wisata dan memberikan layanan kepada pihak lainnya secara transparan dan akurat.
c.     Tugas Pemungut Retribusi (Ticketing)
       Merancang tiket yang akan digunakan, mencetak tiket, Mendistribusikan tiket, dan menjual tiket.
            d.    Tugas Operator
       Memberikan segala data informasi secara lengkap, mempromosikan destinasi wisata menggunakan media social, dan maintenance.
           e.     Tugas Pengolah Data
       Pengumpulan data kunjungan, manipuasi data, penyimpanan data, dan penyimpanan dokumen.
            f.     Tugas Administrasi Umum
            Melayani customer, dan orang yang bertaggung jawab atas kritik atau keluhan customer, dan biasanya memiliki kualitas komunikasi yang baik.
           g.    Tugas Pengamanan dan Pemeliharaan Lingkungan
             Mengamankan dan melakukan pemeliharaan lingkungan di sekitar wisata, seperti petugas kebersihan , satpam dan lainya.

a.      Pengarahan (Actuating)

            Dalam proses implementasi situ bagendit itu sendiri adalah karena pembangunan dari pemerintah belum ada karena harus melewati berbagai proses terlebih dahulu maka pemerintah daerah melakukan penyuluhan melalui pelaku usaha yang ada di situ bagendit agar lingkungan tersebut ditata dengan rapi contohnya pelaku usaha warung di sekitaran situ agar hendak menjaga kebersihan, pelaku usaha rakitpun sama. Hal ini dilakukan agar bisa menarik wisatawan, pemerintah daerah juga membebaskan para pelaku usaha untuk bebas berkreasi dan berinovasi untuk berdagang tanpa adanya pungutan dari pemerintah. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kedisiplinan pegawai dengan arahan arahan kepada bawahan, hal ini dilakukan setiap seminggu sekali.
        b.      Pengendalian (Evaluation)
Pemerintah daerah Situ Bagendit rutin melakukan pengevaluasian dalam seminggu sekali serta melakukan penyetoran atau penyerahan data pengunjung dan jumlah tiket yang terjual hasil dari pengevaluasian yang selanjutnya hasil tersebut akan diserahkan kepada bendahara untuk Dinas Pendapatan Asli Daerah.Data pengunjung juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator pengevaluasian kemajuan wisata Situ Bagendit, jika data pengunjung naik artinya wisata Situ Bagendit itu sendiri mengalami kemajuan dalam daya tarik wisatanya, namun apabila data pengunjung Situ Bagendit menurun artinya daya tarik wisata Situ Bagendit kurang memuaskan dan kurang menarik wisatawan serta perlu dibenahi kembali. Maka dari itu data pengunjung sangat penting untuk mengukur serta mengevaluasi naik turunnya pengunjung Situ Bagendit kedepannya.

Narasumber : Endang Heri, S,S.IP, M.Si
Pewawancara : Diana Aulia, Shifa Siti, dan Shyfa Shara.
Penulis : Diana Aulia, Rofa Aliyah, dan Shyfa Shara.
Photo by : Shifa Siti Badriah.







Destinasi Wisata Gunung Guntur

Destinasi Wisata Gunung Guntur 1.       Profil gunung Guntur Gunung Guntur adalah sebuah  gunung berapi  bertipe  stratovolcan...