Destinasi Wisata Gunung Guntur
1.
Profil gunung Guntur
Gunung Guntur adalah sebuah gunung berapi bertipe stratovolcano yang terdapat di
Sirnajaya, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan memiliki ketinggian
2.249 meter dpl. Gunung
Guntur berdekatan dengan gunung-gunung lainya yang mengelilingi kota Garut. Di sebelah
selatan Gunung Guntur, ada Gunung Putri yang berhadapan dengan Gunung Cikuray
dan Gunung Papandayan, kemudian di sebelah barat ada Gunung Masigit, Gunung
Parupuyan, dan gunung lainnya. Gunung
Guntur sendiri mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp
Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
2.
Sejarah gunung Guntur
a.
Sejarah letusan
gunung Guntur
Di era 1800-an, Gunung Guntur merupakan gunung paling aktif di
Indonesia, bahkan mengalahkan Gunung Merapi di Jawa Tengah. Adalah Franz
Wilhelm Junghuhn, seorang naturalis Belanda kebangsaan Jerman, yang rajin
menuliskan laporan tentang betapa aktifnya Gunung Guntur dalam bukunya : 13 Goentoer,
Java Tweede Afduling, De Vulkaan en Vulkanische Verschjnslen West-en
Midden-Java (1850).
Antara tahun 1800 sampai 1847 tercatat tidak
kurang dari 21 kali letusan. Letusan itu berulang-ulang dalam tempo pendek,
berlangsung paling lama 5 sampai 12 hari. Periode letusan berselang-selang
antara 1,2 dan 3 tahun dan ada kalanya letusan terjadi setelah masa istirahat 6
dan 7 tahun. Berikut beberapa sejarah letusan Gunung Guntur yang tercatat.
Sejarah letusan Gunung Guntur yang tercatat di periode 1800-an :
·
1825 : Letusan terjadi pada tanggal 14 Juni. Letusannya mengakibatkan hutan
di sekitar gunung hangus terbakar.
·
1829 : Letusan yang terjadi di tahun ini cukup besar dan tiba-tiba.
Beberapa kampung hancur, dan banyak orang menjadi korban
·
1832 : Di tahun ini terjadi dua kali letusan. Yang pertama terjadi pada
tanggal 16 Januari, dan yang kedua merupakan letusan panjang berkali-kali dari
8 hingga 13 Agustus.
·
1840 : Pada tahun 1840 letusan yang terjadi bahkan mengeluarkan aliran
lava. Aliran lava ini mengalir hingga ke Cipanas. Lava hasil erupsi tahun 1840
ini mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan
berakhir di daerah Cipanas (sekitar 300 meter sebelah utara lokasi wisata
pemandian Cipanas),
“Matahari belum lagi
terbit ketika tiba-tiba terbentuk tiang api dan asap dari kawah. Lava membara
mengalir ke semua arah dari tepinya… Tiada batang rumput menghiasi Gunung
Guntur dari kaki hingga puncak, sama sekali gundul, ia menjulang dalam
kegelapan lontaran kelabu kotor kehitaman, bagaikan suatu gambaran kehancuran.”
-F. Junghuhn, naturalis Belanda, menceritakan sejarah letusan Gunung
Guntur tahun 1840 dalam 13 Goentoer, Java Tweede Afduling, De Vulkaan en
Vulkanische Verschjnslen West-en Midden-Java (1850).*)
·
1841 : Letusan yang terjadi pada tanggal 14 Nopember ini sangat besar
hingga menghancurkan lahan-lahan pertanian di Garut. Tercatat hingga 400.000
batang pohon kopi hancur.
·
1843 : Pada tahun ini pun letusan terjadi dua kali, yaitu pada tanggal 4
Januari dan tanggal 25 November. Akibat dari letusan ini banyak lahan
pertanian warga dan beberapa kampung rusak.
·
1847 : Letusan tahun 1847 adalah letusan terakhir Gunung Guntur. Hingga saat ini, lebih dari 150
tahun lamanya, Gunung Guntur telah beristirahat.
Menurut Kepala Pusat
Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang rajin ngamatin Gunung Guntur, gunung ini adalah salah satu gunung
yang harus selalu diwaspadai aktivitasnya. Selain karena gunung ini sudah
menyimpan energi selama lebih dari 1,5 abad, Gunung ini juga sangat dekat
dengan perkotaan.
b.
Sejarah
Penamaan Gunung Guntur
Sejarah atau
legenda Gunung Guntur ternyata menceritakan tentang sebuah kerajaan. Pada zaman
dahulu kala, konon terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di sekitar
lembah kaki Gunung Kutu. Kerjaan tersebut adalah “Kokorobokan” yang di pimpin
oleh seorang raja bernama Sunan Ranggalawe. Sunan Ranggalawe memiliki seorang
kakak peremuan bernama Ratna Inten Dewata. Jika menurut peraturan
kerjaan, Sunan Ranggalawe tidak bisa menjadi seorang raja. Yang lebih
berhak menjadi sang raja seharusnya adalah kakaknya. Tapi karena Ratna Inten
Dewata adalah seorang peremuan, maka Sunan Ranggalawe lah yang akhirnya diipilh
menjadi seorang raja untuk menduduki tahta dan mewarisi dari raja terdahulu.
Pada suatu ketika kemarau
panjang melanda kerajaan Kokorobokan. Dimana-mana terjadi kekeringan yang
membuat rakyat Kokorobokan sangat menderita. Sebagai seorang raja Sunan
Ranggalawe tidak bisa tinggal diam dengan hanya memikirkan penderitaan yang di
derita oleh rakyat dan negrinya. Setelah memikirkan jalan kleuar dengan
para patih kerajaan, akhirnya Sunan Ranggalawe mumutuskan jalan keluar dari
kemarau panjang yaitu dengan membuat telaga penampungan air. Akan tetapi lahan
yang kan dibuat telaga penampungan air tersebut ternyata di kuasai oleh Ratna
Inten Dewata. Secara baik-baik Sunan Ranggalawe meminta izin kakanya agar
menyerahkan lahan yang di diaminya, sayang Ratna Inten Dewata menolaknya smabil
berkata “Setelah aku tidak jadi raja karena aku seorang wanita, sekarang tempat
tinggal ku akan kau rebut juga?!” Sunan Ranggalawe pun tidak bisa berbuat
apa-apa atas penolakan kakaknya. Raja pun menghormati keputusan kakanya meski
para patih kerjaan sangat kecewa. Sunan Ranggalawe sangat kebingungan,
sementara rakyat membutuhkan air. Setelah berpikir dia berniat untuk kembali
memnemui kakaknya. Lagi, Ratna Inten Dewata tetap menolak.
Sebagai seorang raja, Sunan Ranggalawe merasa harus
bertanggung jawab atas nasib rakyatnya yang dilalnda kekeringan dan kemarau
panjang. Akhirnya untuk lepas dari kekeringan Sunan Ranggalawe memerintahkan
semua rakyatnya untuk membendung lahan milik Ratna Inten Dewata untuk dijadikan
telaga. Namun apa yang terjadi? Ratna Inten Dewata sangat murka tapi apa daya
dia tidak bisa melawan adiknya sendir. Untuk mengeluarkan semua amarahnya Ratna
Inten Dewata akhirnya pergi ke puncak Gunung Kutu. Dia menyendiri dan bertapa
sambil memanjaatkan doa kepada Tuhan supaya adiknya di sadarkan, bahwa apa yang
telah di perbuat Sunan Ranggalawe telah menyakiti kakanya sendiri. Dipuncak
Gunung Kutu Ratna Inten Dewata menaburkan bunga disertai segenggam tanah
kering.Tidak lama setelah itu, tiba-tiba awan menebal dan suasana sangat
meburuk. Mengetahuai sesuatu yang dahsyat akan terjadi, Ratna Inten Dewata
pun bergegass turun dari puncak gunung Kutu. Lalu gunung Kutu meletus
dengan sangat dahsyat dan membumihanguskan Kerjaan Kokorobokan. Karena Letusan
gunung tersebut menyerupai “Guntur’ maka Gunung tersebut dinamai Gunung Guntur
sampai sekarang.
Guntur yang berarti “halilintar” atau “petir” ini menjadi salah satu gunung berapi paling
aktif di Jawa Barat.
3.
Atraksi
Wisata Gunung Guntur
a.
Wisata Pemandian Air Panas
Yang paling menarik dari wisata pemandian air panas ini adalah air
panas yang mengalir berasal dari Gunung Guntur dengan udara yang sejuk serta
lanscap Gunung Guntur menjulang
tinggi menjadi pemandangan yang indah. Sumber air panas ini mengandung berbagai
jenis mineral yang sangat baik dan bermanfaat untuk kesehatan bahkan sebagian
orang percaya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit lainnya.
Disini juga terdapat wahana air Waterboom yang sangat menyenangkan untuk anda
dan keluarga. Sobat bisa memanjakan tubuh, melepas penat, merilekskan
tubuh yang terasa pegal dengan berendam dikolam rendam yang telah tersedia di
lokasi wisata. Rasa capek setelah mendaki gunung akan terobati dengan berendam
di wisata pemandian air panas.
-
Cara Ke Cipanas Garut
Setelah
sobat melewati gapura atau gerbang yang bertuliskan “Selamat Datang di
Kabupaten Garut”, belok kiri sobat akan menjumpai pemandangan Gunung Guntur dan
permukiman penduduk dan panorama alam terbuka lainnya disekitar kaki Gunung
Guntur. Kurang lebih 2,5 Km dari gapura selamat datang sobat akan menemui
tempat wisata kolam renang dan pemandian air panas. Disini sobat bisa
beristirahat sambil menikmati kolam dan pemandian air panas di kawasan Cipanas
Tarogong Kaler Garut. Di Cipanas terdapat beberapa penginapan mulai dari
hotel sampai penginapan sederhana dengan harga yang cukup murah. Banyak tempat
yang bisa sobat pilih buat berendam dan menginap, misalnya: Danau Darijat,
Sumber Alam, Tirta Gangga, dan masih banyak yang lainnya.
b.
Aliran Sungai Citiis
Aliran
sungai Citiis merupakan sungai yang terbentuk dari mata air dari alairan Cuug
Citiis. Sungai Citiis merupakan Sungai kecil yang sumber airnya bersumber
dari beberapa sumber di kawasan Gunung Guntur. Aliran sungai ini mengalir
dari atas Gunung Guntur hingga ke pemukiman masyarakat. Aliran Sungai ini
berada di sepanjang jalur pendakian serta biasa dilalui para pendaki dan
masyarakat sekitar. Airnya yang jernih dipakai masyarakat kaki Gunung
Guntur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Setelah melakukan pendakian satu jam perjalanan atau setelah tiba di
ujung penambangan pasir sobat akan menemui Sungai Citiis. Di sepanjang jalur
Sungai Citiis sobat akan menemui dua vegetasi alam yang berbeda. Sebelah kiri
adalah vegetasi hutan dari Gunung yang berada di ebelah Gunung Guntur,
sedangkan di sebelah kanan adalah vegetasi campuran antara hutan, tebing batu
dan padang ilalang. Disepanjang jalur sungai Citiis sobat juga akan menemui
beberapa air terjun kecil dan pohon Kaliandra.
c. Curug Citiis
Air terjun yang memiliki arti nama air dingin ini
berada di ketinggian 1000 mdpl dan berada di tengah-tengah Gunung Guntur. Air
terjun Citiis ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter. Disini sobat bisa
kemping, atau sekedar bermain-main mandi dan cuci mata dengan pemandangan
di sekitar air terjun Citiis. Air terjun Citiis merupakan salah satu air terjun
dari tiga air terjun di atasnya. Tidak hanya pendaki pada hari libur Curug Citiis banyak dikunjungi para wisatawan.
d. Puncak Pertama (Puncak Bohong) Gunung
Guntur
Puncak pertama ini berada sebelum bibir kawah Gunung
Guntur dan bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda oleh para pendaki.
Disini kita sudah bisa melihat potret Kota Garut yang dikelilingi banyak
Gunung. Di puncak pertama ada sebongkah batu besar yang bisa dijadakan tempat
untuk melihat pemandangan sekitar dengan berdiri diatas batu besar tersebut.
e. Kawah Gunung Guntur
Kawah Gunung Guntur berada disebelah kiri puncak
pertama. Apabila menghadap ke seletan maka kawah akan terlihat berhadapan
dengan Gunung Cikuray yang terlihat menjulang tingi dari puncak pertama ini.
Kawah Gunung Guntur ini merupakan kawah bekas letusan dengan lubang yang cukup
luas seluas stadion sepak bola yang dipinggirnya ditumbuhi beberapa pohon
Cantigi serta memiliki kedalaman yang cukup dalam.
f. Padang Savana
Hampir disemuakawasan Gunung Guntur di tumbuhi
ilalang. Hamparan ilalang berwarna kuning tua yang sangat luas bisa kita lihat
di kawasan antara puncak kedua dan puncak tertinggi Gunung Guntur. Hamparan
padang savana menghampar membentang membentuk lukisan yang indah. Dibulan-bulan
tertentu kita juga bisa melihat keindahan lainnya yaitu Ilalang Jimgga Gunung
Guntur.
g. Puncak Kedua Gunung Guntur
Disini kita dapat melihat pemandangan berupa
vegetasi tumbuhan berupa padang savana, menarik, jenis tanaman lain seperti
pohon Cantigi juga akan sobat temui di sepanjang jalur menuju Puncak utama
Gunung Guntur. Pohon Cantigi tumbuh terbatas turut menambah pesonanya Gunung
Guntur. Gunung-gunung berhutan rimbun di sisi Gunung Guntur yang dibatasi
lembah terlihat jelas. Lubang-lubang-lubang kawah tanah menganga serta beberapa
kepulan asap kecil juga akan terlihat sepanjang perjalanan menuju Puncak utama
Gunung Guntur.
h. Puncak Tertinggi Gunung Guntur
Puncak Gunung Guntur cukup datar dan memiliki luas dua kali lapangan Voli. Di sebelah barat terlihat jelas situ atau danau Bagendit, pemukiman penduduk kota Garut, deretan gunung gunung lainnya. Sebelah selatan Gunung Cikuray yang menjulang tinggi, kepulan asap di kawah Gunung Papandayan, kepulan asap kawah Kamojang dan Darajat, pemukiman penduduk Kecamatan Bayongbong, Cisurupan dan Samarang dan yang terakhir Gunung Putri. Sebelah timur terlihat menjulang puncak kembaran Gunung Guntur yaitu puncak Gunung Masigit dan Gunung Parupuyan. Di sebelah utara jajaran gunung berpohon Rimbun.
4.
Aksesibilitas
Gunung Guntur
Medan
pendakian Gunung Guntur dikenal berat karena tidak memiliki banyak pepohonan,
sehingga terlihat gundul dan tandus. Selain itu, gunung ini memiliki kemiringan
yang curam dan stabilitas tanah yang tergolong labil, sehingga rentan longsor.
Oleh karena itu, banyak pendaki melakukan trekking pada subuh,
sore, bahkan malam hari karena cuaca tidak terik. Untuk menuju Gunung Guntur,
pendaki biasa melewati jalur resmi via Citiis. Jalur pendakian yang ditemukan
oleh Frans Junghun ini merupakan yang termudah. Menurut berbagai sumber, Frans
Junghun adalah pendaki berkebangsaan Jerman yang pernah mendaki Gunung Guntur
pada 1837.
Jika memilih jalur Curug
Citiis, kamu harus menuju Kampung Citiis, Tarogong Kaler. Dari pusat Kota
Garut, melajulah ke kawasan Tarogong hingga menemukan SPBU Tanjung atau RM.
Raja Sate Khas Garut. SPBU Tanjung sering dijadikan tempat pertemuan para
pendaki yang hendak menuju base camp Citiis. Di SPBU ini,
terdapat jalan yang mengarah ke Kampung Citiis. Kamu harus menggunakan jasa
ojek untuk menempuh perjalanan.
Dari base camp di
Kampung Citiis, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju Curug Citiis melewati
lokasi bekas penambangan pasir Citiis. Melajulah hingga menemui pipa saluran
air di sisi jalan. Ikuti pipa tersebut melewati hutan yang rindang dan ladang
milik warga hingga kamu menemukan Curug Citiis. Curug ini
sering digunakan pendaki sebagai tempat istirahat sembari menikmati airnya yang
bersih dan dingin.
Dari Curug Citiis, medan
menuju Pos 2 dan 3 akan berubah menjadi menanjak tajam dengan kontur tanah
pasir dan berbatuan hingga sampai di Curug Citiis bagian atas. Setelah itu, kamu
dapat berjalan santai melalui jalur landai dan melewati hutan rindang dan
sabana dengan lalang berwarna kecokelatan. Jalur landai ini akan berakhir saat
kamu tiba di Pos 3.
Setibanya di pos ini, kamu
diharuskan melapor diri ke pos penjaga untuk keamanan, sekaligus pendataan
ulang. Pos 3 adalah lahan berkemah bagi para pendaki. Pendaki kini dilarang
berkemah di puncak karena banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi, seperti
tersambar petir, jatuh terpelesat, hingga tertimpa batuan. Di pos ini, kamu bisa
menemukan sungai dengan air bersih yang bisa digunakan untuk isi ulang logistik
air.
Biasanya, para pendaki
mulai melakukan trekking ke Puncak 1 sebelum subuh agar bisa
mengejar matahari terbit. Namun, medan yang dilalui untuk mencapai puncak
sangat berat. Jalur berpasir dengan kemiringan tanah sekitar 45 derajat membuat
langkah kaki terasa berat. Menjelang siang hari, hawa panas membuat banyak
pendaki memilih tidak melanjutkan ke Puncak 2, 3, dan 4.
Jika ingin mencoba naik ke
Puncak 2, kamu butuh sekitar 30 menit berjalan kaki dari Puncak 1. Treknya
tidak terlalu terjal dibanding perjalanan dari Pos 3 menuju Puncak 1. Selain
itu, terdapat dua jalur yang bisa kamu pilih, yaitu jalur kiri dengan
pemandangan kawah gunung dan jalur kanan dengan pemandangan Puncak Masigit.
Jika ingin melanjutkan
perjalanan ke Puncak 3, kamu harus turun terlebih dahulu dari Puncak 2, lalu
kembali mendaki bukit yang menjadi Puncak 3. Sementara itu, untuk menuju Puncak
4 dibutuhkan stamina yang lebih kuat karena jalur yang lebih terjal.
5.
Jarak
tempuh
Jarak
tempuh untuk sampai ke kawasan destinasi wisata gunung Guntur dari start poin
yaitu alun-alun tarogong sekitar 19km, bias ditempuh dengan menggunakan
kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekitar 52menit dan akan memakan waktu
tempuh lebih cepat dengan menggunakan kendaraan roda dua.
6.
Amenitis
Fasilitas yang secara resmi
disediakan pengelola belum tersedia di kawasan Gunung Guntur. Bagi yang ingin
melakukan pendakian melalui Curug Citiis, kamu tetap harus mengurus
administrasi untuk pendakian di base camp sendiri. Sementara
itu, jika ingin menginap kamu bisa menyewa rumah warga yang berada di sekitar
pos awal.
Jalur pendakian via Curug
Citiis cenderung aman karena sudah memiliki trek yang jelas. Kamu pun tak akan
kehausan selama perjalanan karena akan menemukan sumber air bersih untuk
keperluan logistik pendakian di sepanjang perjalanan, seperti sungai dan air
terjun. Makanya, tak heran bila Gunung Guntur menjadi salah satu gunung favorit
para pendaki.
Untuk masuk kawasan gunung,
kamu akan dikenakan biaya Rp3.000 per motor dan Rp5.000 per mobil. Sementara
tiket masuk SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) adalah Rp15.000 per
orang. Tiket tersebut sudah termasuk asuransi, biaya masuk, dan biaya berkemah.
Jika kamu datang menggunakan
kendaraan pribadi, siapkan uang lebih untuk membayar parkir di sekitar
area base camp Curug Citiis. Biayanya adalah Rp10.000 per
kendaraan, baik motor atau mobil.